(sekumpulan gagak terbang merendah di atas atap
menabur roman-roman yang tak jadi)
telah usai pertunjukan sebuah drama
suatu siang di belah-belah kota
lalu kitapun kembali pulang
mengunci ranjang, membakar bayang-bayang
kau gali masa lalu
di bawah tumpukan kering daun jati
di tepi jalan yang tak sempat dilalui
mengendus serpihan boneka
cabang lidah yang kau larung di selat asmara
katakanlah, berapa sesal yang harus kutabung
untuk membeli air mata
berapa luka yang harus kucongkel
untuk membayar pesona
sungguh, merpati itu tak ingin bersayap
saat menatap padat udara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan sopan ya.