Halaman

Senin, 11 Juli 2011

L.I.M.A

"Jangan lagi menangis, jika itu hanya kau lakukan untukku"

Semalam, hujan turun menutupi tangisku. Ah, itu bukan tangisku. Itu tangis sejumput rindu berwujut wanita yang paling ingin kujumpai di seberang lautan sana. Ya, rinduku seakan meleleh bersama airmatanya. Tak habis, justru makin bertambah, namun sedikit menampar kesadaranku bahwa ia tak seharusnya menangis karenaku.

Ada yang kusampaikan pada hujan semalam. Sebuah harapan agar ia tak lagi menangis karena aku. Sebuah permintaan sederhana yang aku sendiri kadang tak mampu memenuhinya jika itu dimintanya padaku.

Hujan seakan mengerti apa yang kurasa. Itu mungkin salah satu alasan aku begitu menikmati saat - saat dimana bunyi hujan beradu dengan bunyi atap rumah atu tanah. Bersama hujan, aku selalu menemukan sepi paling dalam yang dihuni rindu kepada rumah dimana hatiku berlabuh.

"Tolong hubungi aku, jika rindu kembali datang dan membuatmu takut."

Hujan, selalu dengan caranya mampu membuatku sedikit lebih tenang. Entah dengan cara apa. Namun kadang, ketika rindu kembali padaku dengan sosok yang menakutkan, aku akan lari. Menghindar menuju peraduanku. Menuju tempat dimana hatiku dijaga. Tempat dimana semuanya nampak jelas dalam diam. aku mencintainya.

Dan jika aku telah disana, rindu takkan lagi berani datang dan membuatku takut. karna ia tahu, kamu dan hujan selalu memiliki cara untuk mengusir jauh rindu itu dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan sopan ya.