Halaman

Senin, 27 Juni 2011

Pemandu Lalulintas Udara P.1

Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic information, navigation information, dll). ATC adalah rekan dekat seorang Pilot disamping unit lainnya, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktifitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat izin terlebih dahulu melalui ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi, insturksi, clearance/izin kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan.
 
Tujuan 
Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalulintas udara yang diberikan oleh ATC berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170 atau sering disebut dengan istilah 5 objective of ATS dalam ICAO dokumen ANNEX 11 tentang Air Traffic Service:
  • Mencegah Tabrakan antar pesawat.
  • Mencegah Tabrakan antar pesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut.
  • Mempercepat dan mempertahankan pergerakan Lalu Lintas udara.
  • Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
  • Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang di persyaratkan.
Air Traffic Service di Bandara Budiarto-Curug

Biasanya Pengaturan lalu-lintas udara dilakukan diatas menara (Tower), agar dapat melihat dengan jelas keadaan runway Landas pacu

Kehidupan ATC di Tower
Tidak banyak orang yang tahu seperti apa kehidupan di ATC (Air Traffic Control). Seperti apa pekerjaannya sedikit orang mengetahuinya, bahkan banyak mitra kerja ATC sehari-hari yaitu pilot pun ada yang belum pernah ke menara pengatur lalu lintas udara alias Tower.Padahal, berprofesi di ATC memiliki kontribusi penting dalam memberikan jasa pelayanan udara yang mendukung keselamatan di dunia penerbangan.

Mengatasi Kejenuhan
Disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC di atur secara bergiliran yang di sebut “rolling” atau “sift”. Bidang pekerjaanya yang dibagi dalam beberapa unit, diantaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua rute penerbangan, ketinggian pesawat yang diminta atau di izinkan untuk terbang ke tujuan. Ground Control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back, sampai pesawat ke taxi way, menanti di ujung runway untuk take off. Assistant Tower Controller, tugasnya membantu aktifitas tower controller. Tower controller sendiri mengatur take off dan landing pesawat.
Biarpun jam kerja sudah diatur, yang namanya rutinitas pasti ada kejenuhannya. Tapi karena pekerjaan yang mempertarukan nyawa orang, dengan fokus dengan tanggung jawab profesi, kita tidak merasakan kejenuhan ketika bekerja, setelah tugas baru terasa. “Apa lagi saat traffic lagi banyak-banyaknya, sesma teman kita saling mendukung.

Stress di ATC
Pengatur lalu lintas udara adalah satu profesi yang memiliki tingkat stres tinggi. Selain tingginya pertumbuhan jumlah lalu lintas udara lingkungan tempat dimana ATC kerja menimbulkan dampak bagi kinerja seorang pengatur lalu lintas udara atau yang lebih disebut ATC. Stress tinggi yang menyerang petugas di ATC, diantaranya ada 3 hal yaitu: kompleksitas lalu lintas udara, system shift atau bergiliran yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan cuaca buruk yang tidak terprediksi.
Penyebab stres yang lain adalah :
Permintaan dari berbagai pihak, Prosedur operasi, tekanan waktu, harus mengambil keputusan yang kadang melanggar aturan, perasaan kehilangan kontrol terhadap pesawat, takut konsekuensi dari kesalahan. Sebagai konsekuensi dari pekerjaan di bidang jasa, maka waktu kerja dibagi dalam beberapa giliran dan bila sudah bertugas maka periode tersebut tidak boleh terputus alias mengikuti terus perkembangan posisi pesawat yang sedang di-handle. Peralatan Kerja yang terbatas juga menimbulkan stres bagi angkasawan ini. Seringnya komplain mengenai kualitas radio, alat navigasi, keandalan peralatan pendukung dan kualitas telepon menjadi beban tambahan.Lingkungan kerja yang bising oleh deru pesawat, pencahayaan yang berlebihan ketika di Tower, selain ketinggian Tower di bandara yang sibuk. Sistim Birokrasi yang membingungkan juga mau tidak mau menurunkan motivasi, ambiguitas peran, hubungan dengan supervisor dan kurangnya kontrol atas proses kerja, dan yang tidak kalah penting adalah gaji yang belum mengikuti standar industri penerbangan.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan sopan ya.