Halaman

Jumat, 15 Juli 2011

Aku, Kamu, Tuhan, dan Diamku













tak ada yang tau tentang hati ku padamu
tak ada yang mengerti tentang apa yg telah ku rasa padamu

kau mengerti siapa aku
kau paham untuk siapa cintaku

kusimpan semua rasa ini
kubawa jauh aku berjalan
jika lelahku tlah datang
akan ku sembah kau, sekedar meminta untuk melihatku

lalu semua berubah
lima tahun penantian terungkap dalam desah
bersama sebuah kisah
aku mencintaimu

tuhan, tak banyak yang ku pinta

ku tak minta untuk selalu bahagia,
karena ujian adalah perhatian

ku tak minta untuk selalu sehat,
karena sakit adalah peringatan

tapi tolong jaga dia

saat raga tak mampu berjumpa
saat rindu lelah tuk mengiba
cukup suara yang menyapa
walau kadang terhalang dusta

benar,
akulah lelaki yang mencintaimu dalam bisuku
akulah lelaki yang melukai hati demi mengukir namamu
akulah lelaki yang merindumu dalam kesepian
dan akulah lelaki yang selalu menatapmu dari kejauhan

jaga aku, jaga cintaku
jaga hatiku yang kemarin ku serahkan untukmu
demi luka yang pernah kubuat,
akan ku tentang tuhan jika ia buat kau terluka.

Rabu, 13 Juli 2011

Kata yang tAk teRangkAi


Ada yang tidak ku ketahui tentang apa yang kurasakan.
Tiba-tiba datang tanpa kusadari
Merasuk perlahan dan kemudian mulai meracuni

Ya, ini tentang hati
Tentang apa yang tidak ku pahami dan sulit tuk di utarakan
Tentang apa yang ku anggap benar namun salah
Tentang apa yang ditutupi namun justru menyakiti

Semua hanya permainan kata
Semua hanya permainan waktu
Semua hanya naskah
Semua hanyalah bayang-bayang semu yang justru kini menjadi nyata
Terasa pahit, namun justru menyenangkan

Ini adalah permulaan
bukan tentang apa yang dulu terjadi,
Namun tentang apa yang kupikir saat ini....
Saat dimana naskah itu tergores kembali..
Tergores dalam lembaran-lembaran yang mulai kita coret kata per kata...
Semua hanya kau dan aku..
Sama-sama pelakon dan Dia, Rabb yang menjadi sutradara..
Serahkan pada Yang Kuasa,,

Dia Yang Berhak atas semuanya..



Senin, 11 Juli 2011

L.I.M.A

"Jangan lagi menangis, jika itu hanya kau lakukan untukku"

Semalam, hujan turun menutupi tangisku. Ah, itu bukan tangisku. Itu tangis sejumput rindu berwujut wanita yang paling ingin kujumpai di seberang lautan sana. Ya, rinduku seakan meleleh bersama airmatanya. Tak habis, justru makin bertambah, namun sedikit menampar kesadaranku bahwa ia tak seharusnya menangis karenaku.

Ada yang kusampaikan pada hujan semalam. Sebuah harapan agar ia tak lagi menangis karena aku. Sebuah permintaan sederhana yang aku sendiri kadang tak mampu memenuhinya jika itu dimintanya padaku.

Hujan seakan mengerti apa yang kurasa. Itu mungkin salah satu alasan aku begitu menikmati saat - saat dimana bunyi hujan beradu dengan bunyi atap rumah atu tanah. Bersama hujan, aku selalu menemukan sepi paling dalam yang dihuni rindu kepada rumah dimana hatiku berlabuh.

"Tolong hubungi aku, jika rindu kembali datang dan membuatmu takut."

Hujan, selalu dengan caranya mampu membuatku sedikit lebih tenang. Entah dengan cara apa. Namun kadang, ketika rindu kembali padaku dengan sosok yang menakutkan, aku akan lari. Menghindar menuju peraduanku. Menuju tempat dimana hatiku dijaga. Tempat dimana semuanya nampak jelas dalam diam. aku mencintainya.

Dan jika aku telah disana, rindu takkan lagi berani datang dan membuatku takut. karna ia tahu, kamu dan hujan selalu memiliki cara untuk mengusir jauh rindu itu dariku.

Senin, 04 Juli 2011

Telah Usai Pertunjukan Sebuah Drama

(sekumpulan gagak terbang merendah di atas atap
menabur roman-roman yang tak jadi)

telah usai pertunjukan sebuah drama
suatu siang di belah-belah kota
lalu kitapun kembali pulang
mengunci ranjang, membakar bayang-bayang

kau gali masa lalu
di bawah tumpukan kering daun jati
di tepi jalan yang tak sempat dilalui
mengendus serpihan boneka
cabang lidah yang kau larung di selat asmara

katakanlah, berapa sesal yang harus kutabung
untuk membeli air mata
berapa luka yang harus kucongkel
untuk membayar pesona
sungguh, merpati itu tak ingin bersayap
saat menatap padat udara