
Satu  hari dalam hidupku aku bisa tertawa lepas. Tertawa bukan karena sesuatu  yang lucu. Tetapi karena peristiwa yang bodoh. Sore itu aku hanya diam  di rumah dan membuka gablegzone.com, situs news & entertainment  milik rekanan Selendang Corporation, ScarfMedia. Aku tertawa karena news  update hari ini dipenuhi dengan headline yang seperti ini: 1) Sriwijaya  Air yang Tergelincir Sudah Berusia Tua (Pesawat tua kok masih dipake,  terus jatuh nyalahin umur, Aneh), 2) Gerimis, Sriwijaya Air Tergelincir  di Jambi (Cuaca ikut disalahin! Aneh), 3) Pesawat Sriwijaya Tergelincir  karena Rem Rusak (Nyalahin mekanik? Aneh). Aneh. Ada banyak sesuatu yang  aneh.
Setelah dibaca, ternyata  memang beritanya tidak cukup komprehensif, namun itulah sifat media  sekarang apa lagi untuk media online dimana ketepatan dan kecepatan  wartawan dalam menulis memang dituntut. Aku hanya tertawa, namun  kemudian cukup tersenyum-senyum saja sendirian berteman segelas kopi  aceh, biskuit, dan mantapnya Garfit. Aku membayangkan bahwa tidak hanya  aku saja yang tertawa, tetapi juga para Bapak-bapak yang terhormat yang  berada di Uni Eropa terutama itu tuh si Presiden Komisi Eropa, Jose  Manuel Barroso. Aku seakan-akan bisa mendengar tawa dan obrolan mereka  yang membahana di ruangan kerja mereka masing-masing dan saling mengirim  pesan melalui YM.
***
presiden  : lihat tuh pesawat indonesia jatuh lagi.. ha ha ha
wapres   : iya tuh masih sering jatuh, minta larangan dicabut,
presiden  : iya, mana SBY sampe ngajak ketemuan di Istananya, udah liat beritanya? baca aja disini:  http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/11/23/brk,20071123-112176,id.html
wapres   : belum tuh, saya baca sekarang
ketua komisi  transportasi eropa : pak presiden komisi, lihat 737 kissing the sawah lagi hwahahahaha
presiden  : hahaha ini lagi dibahas juga
ketua komisi transportasi eropa  : saya tambah lagi saja banned time nya ya ;)
presiden  : setuju 

wapres  : silakan, biar kapok sekalian, udah tau pesawat tua, masih dipake, punya Boeing pula, beli Airbus donk
ketua  komisi transportasi eropa : iyah, biar kita nggak jadi PHK karyawan  kaya Indonesian Aerospace a.k.a PT.DI itu, btw situ kenal menteri  perhubungan Indonesia itu?
wapres  : kenal deket sih nggak, cuma trek rekord nya saya tau
presiden  : iyah, dia kan mantan direktur utamanya PT.DI yang lengser gara-gara didemo semua karyawannya
ketua komisi transportasi eropa  : oh ya,?
wapres    : emang bener Bos, kita udah ngintelin dia dari dulu, eh sekarang jadi menteri, apa  kita mau percaya sama dia?
presiden  : mimpin perusahaan aja didemo semua karyawannya, lha kok dipercaya mimpin departemen?
presiden  : kalo ada yang jatuh selalu aja nyalahin cuaca, nggak mikir apa pilotnya yang salah
ketua  komisi transportasi eropa  : iyah, itu mahh pilotnya yang salah,  kelebihan, nggak bisa liat titik tolak untuk landing, ya pasti mbreset  gitu kan...
wapres : ho oh
presiden : iyah, pilotnya juga geblek, terus nyalahin pesawat tua, pesawat spain air yang kemaren kobong di madrid juga pesawat tua kan? tapi itu murni accident. at least, di eropa kita percaya deh maintenancenya, di indonesia? ntar dulu deh, eh diberita yang di geblegzone.com mereka nyalahin rem pula, emang landing ngerem ya, kalo gitumah remnya ngelock terus mbreset ya wajar toh...
ketua komisi transportasi eropa : lho.. pak presiden sudah diceritain sama si eks mekanik adam air itu toh?
presiden : sudah
*****
Kira-kira  begitulah yang mereka bicarakan. Mereka bisa dengan puas melihat berita  itu. Bahkan, salah satu dari mereka mungkin sedang mempertimbangkan  kemungkinan untuk memperpanjang larangan terbang ke sana, ke Eropa.  Harusnya aku ikut berduka, karena  Selendang Air juga berbendera  Indonesia dengan kode PK, yang tentu kena imbas larangan itu. Tapi, aku  tidak ikut pusing. Aku sudah pernah melewati hadangan barikade Uni Eropa  dengan pesawat yang kurang lebih sama dan tidak terjadi apa-apa dengan  pesawatku. Aku masih bisa selamat. Buktinya kini aku masih bisa menulis  catatan ini sambil menunggu Boeing 777-228ER yang baru itu selesai di  maintenance di GMF.
Aku belum tahu  bagaimana reaksi Selendang Merah bila membaca berita ini. Aku kira itu  tidak penting. Tapi sebagai pemimpin perusahaan bolehlah dia berpikir  sekali-kali tentang keselamatan penerbangan maskapainya. Hari ini hujan  turun deras sekali, apakah sederas dengan yang kemarin turun di Jambi?  Aku tidak tahu. Bukan urusanku. Sekarang aku hanya ingin duduk santai  menikmati hujan,masih dengan kopi yang mengepul sambil menamatkan buku  itu, "Negeri Kabut".
Bukit Pakar Timur 100, 28 Agustus 2008, 13.16
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan sopan ya.